Jika kesulitan, kemalangan, atau
musibah menimpa kita, maka kita harus menyikapi kesulitan atau kesusahan itu
dengan kesabaran. Sebagaimana tuntunan Allah pada kita semua,
“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan mengerjakan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153)
Pada arti tersebut Allah Swt
memerintahkan orang beriman agar meminta pertolongan-Nya dengan kesabaran. Dan
salah satu keadaan yang memerlukan kesabaran adalah ketika tertimpa musibah,
kemalangan atau kesulitan.
Tentu kesabaran yang dimaksud
bukanlah berarti bersikap pasrah total terhadap kemalangan, lalu larut dan
menenggelamkan diri selamanya dalam kemalangan tersebut. Akan tetapi, yang
dimaksud adalah kemampuan menjaga emosi, kemampuan mengendalikan diri, sehingga
tidak terperosok pada sikap dan tindakan yang berlawanan dengan akidah dan
akhlak Islam. Sabar juga berarti kemampuan menjaga hati dan pikiran agar tetap
tenang, ingat Allah, sehingga pada akhirnya bisa bersikap rela atas keputusan
Allah Swt.
Seringkali terjadi,
ketidaksabaran membuat seseorang mudah menjadi marah, lalu menyalahkan diri
sendiri, menyalahkan orang lain, bahkan boleh jadi menyalahkan Tuhan. Terkadang
keluar dari mulutnya sumpah serapah, melakukan tindakan merusak diri, putus
asa, kehilangan semangat kerja, mengalami tekanan jiwa, dan sebagainya. Karena
itu, sikap paling utama dalam menghadapi cobaan hidup adalah “bersabar.”
Seorang motivator terkenal
bernama Napoleon Hill member nasihat, “Tiada
seorangpun yang telah mencapai puncak kesuksesan, kecuali ia pernah mengalami
kesulitan besar, yang sebanding dengan kesuksesannya. Kemalangan atau kekalahan
yang dialami seharusnya diterima sebagai ujian yang memungkinkan Anda menemukan
sifat pemikiran Anda dan hubungannya dengan tujuan yang ingin diraih dalam
hidup. Walaupun demikian, harus pula
disadari, bahwa tidak selamanya kekalahan itu menjanjikan bunga keuntungan yang
telah mekar, tapi terkadang hanya benih keberuntungan, yang harus kita ambil,
kemudian dipelihara, dipupuk, barulah kemudian menjadi bunga mekar, yaitu
keberuntungan atau kesuksean.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar