Kamis, 04 April 2013

Malaikat Kehidupan


Pada ketika seorang bayi akan dilahirkan ke dunia

Bayi itu bertanya kepada Tuhan: "Para malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimkan saya ke dunia , tetapi bagaimana cara saya hidup di sana? Saya begitu kecil dan lemah"

Tuhan menjawab: "Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Dia akan menjaga dan mengasihimu dengan sepenuh hatinya."

Bayi bertanya lagi: "Tetapi disini, didalam surga ini, apa yang saya lakukan hanyalah bermain dan tertawa.... Inikan sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."

Tuhan menjawab: "Malaikatmu nanti akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia disana."

Bayi bertanya lagi: "Bagaimana mungkin saya dapat memahami orang-orang berbicara dengan saya sedangkan saya tidak memahami bahasa mereka?"

Tuhan menjawab: "Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar. Dan dengan penuh kesabaran dan perhatian.Dia akan mengajarmu kepadamu cara untuk berkata-kata,"

Bayi yang bertanya lagi:"apakah yang boleh saya lakukan ketika saya ingin berbicara kepadaMu?"

Tuhan menjawab:"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa dan bermunajat kepadaKu."

Bayi bertanya lagi:"Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat.siapa yang akan melindungi saya nanti?"

Tuhan menjawab:"Malaikatmulah yang akan melindungi mu,walaupun mungkin jiwa dan raga terpaksa di korbankannya."

Bayi bertanya lagi:"Tapi,saya pasti akan merasa sedih karena tidak lagi dapat melindungimu lagi"

Tuhan menjawab: "Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku dan akan mengajarkan bagaimana kamu nanti akan kembali juga kepadaKu. Walaupun sesungguhnya Aku akan sentiasa disisimu."

Pada saat itu, surga begitu tenang dan hening sehingga suara dari bumi dapat jelas kedengaran.

Dan bayi bertanya dengan pelahan: "Tuhan, jika saya terpaksa pergi sekarang ini. Bolehkah kamu
kabarkan kepadaku nama malaikat yang Kamu maksudkan itu?"

Tuhan menjawab: "Kamu akan memanggil malaikat itu sebagai "IBU". Maka ingatlah, sentiasa kamu berkasih sayang dengannya dan menghargai setiap pengorbanan ibu mu. Berbakti, berdo'a, dan cintailah dia sepanjang masa. Dialah satu-satunya harta mu yang tiada galang gantinya, dunia maupun akhirat"


                                                       _Save Child, Save Mother_

Rabu, 03 April 2013

Jadilah Orang Yang Sabar



Jika kesulitan, kemalangan, atau musibah menimpa kita, maka kita harus menyikapi kesulitan atau kesusahan itu dengan kesabaran. Sebagaimana tuntunan Allah pada kita semua,



“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan mengerjakan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153)



Pada arti tersebut Allah Swt memerintahkan orang beriman agar meminta pertolongan-Nya dengan kesabaran. Dan salah satu keadaan yang memerlukan kesabaran adalah ketika tertimpa musibah, kemalangan atau kesulitan.



Tentu kesabaran yang dimaksud bukanlah berarti bersikap pasrah total terhadap kemalangan, lalu larut dan menenggelamkan diri selamanya dalam kemalangan tersebut. Akan tetapi, yang dimaksud adalah kemampuan menjaga emosi, kemampuan mengendalikan diri, sehingga tidak terperosok pada sikap dan tindakan yang berlawanan dengan akidah dan akhlak Islam. Sabar juga berarti kemampuan menjaga hati dan pikiran agar tetap tenang, ingat Allah, sehingga pada akhirnya bisa bersikap rela atas keputusan Allah Swt.



Seringkali terjadi, ketidaksabaran membuat seseorang mudah menjadi marah, lalu menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, bahkan boleh jadi menyalahkan Tuhan. Terkadang keluar dari mulutnya sumpah serapah, melakukan tindakan merusak diri, putus asa, kehilangan semangat kerja, mengalami tekanan jiwa, dan sebagainya. Karena itu, sikap paling utama dalam menghadapi cobaan hidup adalah “bersabar.”



Seorang motivator terkenal bernama Napoleon Hill member nasihat, “Tiada seorangpun yang telah mencapai puncak kesuksesan, kecuali ia pernah mengalami kesulitan besar, yang sebanding dengan kesuksesannya. Kemalangan atau kekalahan yang dialami seharusnya diterima sebagai ujian yang memungkinkan Anda menemukan sifat pemikiran Anda dan hubungannya dengan tujuan yang ingin diraih dalam hidup.  Walaupun demikian, harus pula disadari, bahwa tidak selamanya kekalahan itu menjanjikan bunga keuntungan yang telah mekar, tapi terkadang hanya benih keberuntungan, yang harus kita ambil, kemudian dipelihara, dipupuk, barulah kemudian menjadi bunga mekar, yaitu keberuntungan atau kesuksean.”